Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

ASAL USUL KALI BALIEM

Menurut cerita nenek moyang pada jaman dahulu lembah Baliem di huni oleh seekor ular yang besar dan ajaib. Ular besar itu sangat sayang pada bayi perempuan, sebaliknya kepada bayi laki-laki ia sangat benci dan geram. Bila melihat bayi laki-laki laparnya timbul serta ingin menerkamnya seketika. Ular ajaib ini juga punya indera ke enam, bisa mengetahui jenis kelamin bayi yang dikandung oleh seorang ibu, dan juga keluarga mana yang akan melahirkan. Bagi keluarga yang mendapat bayi laki-laki selalu was -was. Berbeda dengan yang mendapat bayi perempuan, mereka tidak perlu was-was atau gelisa. Namun demikian kehadiran seorang anak laki-laki tetap di rindukan oleh setiap keluarga. Memang penyebab nya tidak seorang pun ada yang tahu. Ya , ada yang menduga-duga bila anak sudah bisa berbicara ular takut mendekat karena bisa berteriak minta tolong ,memberitahukan kepada orang tua nya, karena takut pada ular besar yang matanya merah, ganas dan menakutkan. Pada satu  waktu ada keluarg...

TERJADINYA AIR GARAM DI YIWIKA

Pada jaman dahulu dikampung YIWIKA sebelah timur Wamena tinggal seorang janda berusia lanjut, namanya Maven. Konon menurut cerita nenek moyang, Janda tadi adalah keturunan dewa sehingga dengan sendirinya mempunyai kekuatan gaib. Janda tua ini sayang sekali kepada anak - anaknya. Anak-anaknya merasa bahagia dalam asuhan Maben walaupun ia sudah tua. Rasa kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya sangat mendalam, Sebaliknya sang anak tak lupa mencurahkan kasih sayang nya kepada Ibunya. Mereka sadar Ibunya sudah berusia lanjut, Kebutuhan pokok sehari-hari bagi Janda tua hanyalah makan. Keperluan lain belum dipikirkan. Yang penting makan cukup, bahagia dalam hidupnya. Makanan pokok di YIWIKA adalah hipere (ubi jalar) beserta daunnya. Kadang juga daun-daun paku sebagai makanan selingan.  Dalam memberikan makanan kepada anaknya terdapatlah keanehan-keanehan yang tidak mungkin dilakukan oleh orang lain. Diantara nya sebelum memberikan makanan kepada anaknya digosok kan lebih dahulu...

PERNAH

Satu sore duduk di pangkalan ojek baru habis mandi di rumah biasa dong bilang cari angin jalan sore kah ini. Biasanya dari obrolan ringan seputar tanya kabar,cerita Persipura kah cerita kompleks kah sampe pinang su habis biasanya dari tanya rokok ada juga  baku tanya dengan teman Kaka om bapade untuk baku tambah beli miras duduk sama-sama  Kawan  ada 100 kah ? Kebiasaan miras biasa berawal dari baku tanya dasar , uang yang ada berapa untuk pake baku tambah beli miras. Di pangkalan kalo habis baku tanya jawaban juga macam-macam kalo su pas langsung gas pergi beli, kalo masih kurang tunggu-tunggu anak kompleks yang lewat minta uang buat pake tambah beli miras , kalo ada motor bisa ojek , sambil cari tambah. Kalo pas ada uang yah Pace gas yang ada saudara yang tutup baru dapat 1 botol Wiro soda freshtea madu atau Coca-Cola . Cari tempat yang agak jauh atau tersembunyi supaya jangan ada yang gabung istilah nya lalat. Kalo ada yang punya uang lebih yah sudah beli miras ...

TALI SEPATU

Ada banyak orang ingin sukses. Ada lagi yang ingin sedekedar menikmati dan bangga dengan kesuksesan orang laina, Begitupun saya. Vedca Cianjur tahun 2012  lalu makna ini lahir begitu saja setelah menerima hasil ujian tengah semester dengan hasil pemikiran sendiri mata kuliah Botani pertanian nilai 40 dan hasil ujian otomatis masuk temapt sampah seperti Kobe Bryant menembak bola tiga poin. Campur aduk antara tidak mengerti mata kuliah atau pendapat saya di tulis 4 halaman kertas folio bergaris hampir penuh atau dipandang dengan tatapan tajam beberapa teman yang jelas menyontek dan nilainya lebih bagus , Ada yang memotivasi ada juga yang mengajak merokok ada yang ngerumpi. Akhirnya saya bergegas menuju kantin dan begitu saja kata ini lahir dari kegelisahan jiwa saya saat itu. Cianjur 2012 - Jayapura 2020 Djoko Apace 

SORE

Pedis yang meresah Begitu dalam menusuk jauh Bulu kuduk pun bangkit riuh Jemari tangan yang mulai pergi jauh Telinga pun ikut tak tenang Suara terus dering Bahkan temanmu datang Bagitu banyak tak terbendung